Museum KAA Bandung
Konferensi
Tingkat Tinggi Asia–Afrika adalah
sebuah konferensi antara
negara-negara Asia dan Afrika, yang
kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia,
Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia Sunario.
Pertemuan ini berlangsung antara 18-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama
ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet,
atau negara imperialis lainnya.[1]
Tepat
pada tahun 2015 Konferensi Asia Afrika memasuki peringtan ke 60 tahun. Presiden Joko Widodo meminta jajarannya menyiapkan peringatan 60
tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dijadwalkan April 2015 nanti dengan
sempurna. Dia minta para pihak yang telah ditunjuk untuk menyukseskan acara itu
bekerja dengan sungguh-sungguh mulai saat ini.
"Ini momentum yang sangat baik bagi negara kita untuk kembali mengingatkan kepada dunia bahwa kita mempunyai peran sangat besar saat itu, dan kita ingin memori dan ingatan itu diangkat kembali," kata Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, kompleks Istana Negara Jakarta, Jumat 9 Januari 2015. [2]
"Ini momentum yang sangat baik bagi negara kita untuk kembali mengingatkan kepada dunia bahwa kita mempunyai peran sangat besar saat itu, dan kita ingin memori dan ingatan itu diangkat kembali," kata Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, kompleks Istana Negara Jakarta, Jumat 9 Januari 2015. [2]
“pemerintah Indonesia telah
mengundang 109 negara dan 25 organisasi internasional melalui kedutaan-kedutaan
besar dan perwakilan negara-negara Asia-Afrika di Jakarta,” kata Plh. Direktur Kerjasama
Intra-kawasan Asia Pasifik Afrika Kemlu Ferdy Piay di Jakarta.[3]
Pemimpin
Korea Utara, Kim Jong Un, kemungkinan akan ke Indonesia dalam rangka menghadiri
peringantan Konferensi Asia Afrika ke 60
tahun. Seperti dikutip dari kantor berita Korea Selatan, Yonhap, pada Minggu
(25/1), pernyataan itu dikeluarkan oleh sumber pemerintah Korea Selatan. Sementara
itu, pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia belum bisa mengkonfirmasi
informasi kehadiran Kim Jong Un. "Untuk KAA kita mengundang 109 kepala
negara Asia Afrika, salah satunya Korea Utara. Namun kami belum dapat
konfirmasi resmi terkait kehadiran kepala negara Korea Utara," kata
Arrmanatha Christiawan Nasir, juru bicara Kemlu saat dihubungi CNN Indonesia
pada Minggu (25/1). [4]
Semoga
saja acara ini bukan hanya sekadar seremonial belaka, dan jika ditinjau lagi dari
cita-cita awal terbentuknya konferensi
Asia-Afrika yaitu melawan Kolonialisme artinya Konferensi ini memiliki satu
agenda besar yaitu mengupayakan kemerdekaan Palestina, satu-satnya negara di dunia
yang belum merdeka.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar